2 Agustus 2013

FAKTA-FAKTA MENARIK DI BALIK STREET POEMS (Bagian 2)

Setelah tertunda beberapa lama, akhirnya saya berhasil merampungkan bagian kedua tulisan saya tentang fakta-fakta unik dari blog Street Poems (bagian pertama dapat dibaca di sini).

Berikut adalah beberapa fakta dan kejadian yang menarik dan memorable bagi saya pribadi selama menulis di blog ini:
  1. Puisi Laut, Malam dan Kematianku terinspirasi dari sebuah musik instrumental berjudul Hymn To The Sea karya James Horner. Faktanya adalah, bahwa saya sudah pernah berkali-kali mencoba mempuisikan lagu tersebut sejak 2010, namun selalu gagal.
  2. Sampai detik ini, saya masih beranggapan bahwa puisi saya yang berjudul Lazarus adalah karya terbaik yang pernah saya tulis.
  3. Andaikan saya bisa memutar waktu, saya pasti memilih untuk tak pernah menulis Trilogi Magdalena. Tiga puisi ini sudah banyak menguras sisi absurditas saya. Terutama Magdalena bagian I.
  4. Masa paling tidak produktif bagi saya adalah di sepanjang tahun 2010, dimana dalam satu tahun saya hanya menghasilkan dua buah postingan.
  5. Puisi 80 Kilometer Menuju Utara saya tulis di note ponsel saya, ketika saya beristirahat di pinggiran jalan Tuntang, Salatiga, dalam perjalanan saya dari Solo menuju Semarang.
  6. Jika ide bisa diumpamakan bahan mentah, dan puisi adalah hasil matangnya, maka puisi Bagaimana Kau Tahu Bahwa Akulah Yang Membunuh Matahari? mengalami proses penggorengan sebanyak 3 kali. Kala menulis puisi itu, saya memang sedang senang bermain menyembunyikan makna. Dan salah satu metode yang saya pakai adalah menulis ulang puisi hingga berkali-kali.
  7. Flash Fiction Inspeksi merupakan kisah nyata yang dialami seorang teman dan dia berharap saya bisa menuliskannya dalam bentuk cerita. Ketika saya tunjukkan hasilnya, dia tertawa terbahak-bahak. Hahaha...
  8. Titik awal Street Poems adalah sebuah puisi berjudul 3 Balada Jalanan yang merupakan penggabungan dari tiga puisi yang saya tulis sepanjang 2006-2007. Jika saya membaca kembali puisi tersebut saat sekarang, saya pasti tersenyum sendiri membayangkan masa-masa saya dulu. 
Itulah fakta-fakta dan kejadian menarik di balik tulisan-tulisan saya di Street Poems. Dan tidak terasa, sudah  5 tahun lebih saya menulis dan berproses di dalam blog ini. Terimakasih kepada semua orang yang sudah membaca karya saya, dan memberikan kritik, saran dan motivasi untuk terus mempertahankan Street Poems. Sekali lagi, terimakasih...


de Baron Martha

1 komentar:

Azkia Rostiani Rahman mengatakan...

Great. I like reading your, even sometimes it' s confusing