14 Desember 2014

KADITA

gadis kecil dengan mata sepi
menenteng nyala hitam api dendam
melangkahi bayangnya
meludahi rasa yang selalu dia ingkari

dengan tangisnya yang terlalu sunyi
dia mensejajarkan utara dan selatan
di garis tangannya yang memotong cinta dan benci
hina dan suci
awal dan tepi
dan dia tak peduli

meski dia tahu akan terus dikhianati
dicerca nabi-nabi
karena dia mencumbui matahari
dan membiarkan cahayanya
mememarkan sudut matanya

lihatlah dia,
melangkah dengan menenteng nyala hitam api dendam
berkeliling kota membawakan kabar baik
bagi para bajingan dan para pelacur hina
bagi para pemuja malam dan pencipta luka
bagimu, yang bertakdir terbakar doa

lihatlah dia,
mentertawakanmu yang bersuka ria
lalu menangisimu yang bermuram durja
lalu mencintaimu yang mati,
sebelum pagi tiba

namanya tidak tertulis dalam ayat-ayat tuhan
tapi kisahnya terus diderukan
oleh ombak di tujuh lautan
apakah kau tidak mendengar?
ketika dia membutakan mata sang raja
ketika dia menghancurkan keikhlasan si sudra
ketika dia merobohkan keteguhan sang pertapa
ketika dia mematri senja
di hati para pendosa

o,
gadis kecil yang berkelana
di setiap hati yang legam
tlah usai dia larungkan seluruh takdirnya
di tepian pantai berpasir hitam
dan di penghujung jalan panjangnya
dia mendesah,
dia meresah,
dia takut mengakhiri kisahnya
tanpa pernah tahu siapa namanya
tanpa pernah bisa mengenali
bagaimana raut wajahnya


25 November 2013