23 September 2015

KEPADA RAGA YANG MENDAPATKAN PENCAPAIAN

siapa yang tahu jika hatinya ternyata mirip astaka
dunia bisa menelusurinya
setiap mata bisa menjamahnya
dan aku hanya berlalu pilu
karena di telingaku tawanya masih bertalu-talu
dan korona di mimpiku bersemayam di bibirnya
petang itu pun aku bercanda bersama bara
mencoba peruntungan dengan wangi-wangi air
yang mengalir dari celah rangkanya
di sudut yang tak terduga aku menemukan canduku
malam di atas malam gurau kami beralun
menulikan apa saja yang kentara
tentu saja kami tak sadar
bahwa isyarat yang terikat pada kami akan diterjang badai
hari itu adalah pagi hari yang sunyi
gelak kami seperti melakoni semedi
hati semua orang dingin seperti malam di padang pasir
kami mengulur benang bening tenggat demi tenggat
dan pada kisah kami yang seperti kilat
kepada raga yang mendapatkan pencapaiannya
kepada raga yang kemarin membuatku jatuh cinta.




16 September 2015

DINDING-DINDING KESEPIAN

dalam derakderak matahari
dengan noda dan bercakbercak berwarna
bersama retak yang menganga
di hembusan lumut hijau tua
dia yang terikat selamanya

dinding-dinding sepanjang jalan itu bicara dan menangis
menunjuk teman yang mengkhianatinya
tanpaku apa jadimu! rutuknya
disibaklah pintu-pintu menuju hatinya
di sanalah tempat dia meletakkan temannya

teramat dalam bak goa-goa dunia
dinding-dinding itu memintaku
mencarikan untuknya temanteman baru
apa bisaku? jawab diriku saat itu
duduklah di sisiku jadilah lumut tua hijau itu.


AyundaSasmi.