30 Juli 2015

MERAYAKAN LARA

aku bosan kau paksa
halamanku terlebar jika kau terjengkang
pias sekali wajahmu macam banyak jenismu
kenapa kilat desisanmu itu, sayang?
bukan kamu!
bukan kamu!
tapakmu canda bakuku
tapi diriku bilang diriku merayu diriku
sayang.. tandukmu mendebumkanku
dan busurmu memang tenggelam dalam
apa itu sayangku?
belati?
cemeti?
atau gulali?
enyah sayang!
lekuk bibirmu kalah sudah
dan kismet kita telah menjauh pergi
hidupmu bukan untuk kembali
sayang.. aku tak sudi lagi

10 Juli 2015

PANCA KALA

panca kala bukanlah ujung tempat berteduh yang utuh
apa-apa yang berada di sana hanyalah singgah yang disinggahi
singgah yang mengisi tempo yang ingin lekas berlalu
singgah yang menyuguhkan bunga-bunga berisi

menyuguhkan manis yang manis
menyuguhkan pahit yang terpahit
menyuguhkan getir membekas di nadir
siksaan yang tak setara dengan sengsara

dan genap sudah pada jalan yang terungkap
di samping tempat duduknya
lalu di sinilah tahun berlalu
menyambut untuk disinggahi

di sela dongeng yang menjadikannya
rindu-rindu sebagai sembilu
pada kini yang dirancang untuk utuh
pada asing yang menyelubungi sangat teduh

hingga apa yang dimilikinya ada dan nyata
tapi mengapa nyeri selalu ingin kembali
meminta untuk bersanding diam-diam
meminta setiap hari tanpa tanda


tidak!

akan selalu tidak!