6 April 2012

LAUT, MALAM DAN KEMATIANKU*

aku ingin mati di tengah laut
aku ingin mati di bawah jutaan bintang
aku ingin mendengar deru lembut ombak menyanyikan
himne tentang seluruh kenangan yang tertimbun
di balik dada ini

aku ingin perahu kayu tua menggoyang jasadku
dan kesunyian adalah hal terakhir
yang bisa kubanggakan di hadapan kematian
dan bau laut adalah hal terakhir
yang akan kubawa ke hadapan Tuhan

aku ingin mati di tengah laut
aku ingin mati di tengah sepi yang maha luas
dan sebelum fajar tiba,
aku telah menghilang
bersatu dan terbang bersama jutaan burung dan angin
menjelajah samudera
menuju senja


*Puisi ini ditulis dengan diiringi instrumen Hymn to The Sea karya James Horner
Solo, April 2012

2 April 2012

AKAN KUBUATKAN PUISI TENTANGMU SUATU SAAT NANTI

akan kubuatkan puisi tentangmu suatu saat nanti,
akan kutorehkan baris demi baris dengan hujan
hingga mendung mencemburui
dan menebal
dan runtuh di balik jendela kamarmu

akan kubuatkan syair tentangmu suatu saat nanti,
suatu saat di mana aku menaruhnya diam-diam di laci kamarmu
dan senja akan membukakannya untukmu
suatu saat di mana setiap detak jarum jam
akan membacakannya dengan bahasa yang tak akan kau mengerti
namun selalu menggema di dinding besar memorimu

akan kubuatkan ode tentangmu suatu saat nanti,
dan meskipun akhirnya kau sobek kertasnya,
setiap hurufnya akan menjelma menjadi cahaya
dan berpendar di setiap sudut kamarmu
dan meskipun akhirnya kau membiarkannya berdebu,
setiap barisnya akan menjadi spektrum warna-warna
yang mengalir bersama darahmu

akan kubuatkan puisi tentangmu suatu saat nanti,
suatu saat di mana kau pikir kesepianmu
adalah abadi


untuk wanita yang selalu membuatku terpingkal setiap lewat tengah malam
Solo, 2012

PUKUL DUA DINI HARI

selalu ada sajak-sajak sedih untukmu
yang tercecer di halaman depan
dan tak mampu kubawa masuk
ke dalam rumah

dan selalu saja,
kutemukan kau tertidur di sofa ruang depan
dan selalu saja,
makan malam kita mendingin oleh
detak waktu

saat ini pukul dua dini hari


2012