23 Juni 2011

MY 21 GUNS.

Yap, tepat tengah malam ini saya genap berumur 21 tahun. 21 tahun...wow, kedengaran mengkhawatirkan. Kesan pertama yang masuk di otak saya adalah, "saya sudah setua ini???"...hehehe. But likes they said, life goes on...time has to do its duty. Dan saya harus mengikuti rules of this game. Mengikuti laju waktu. Menjadi tua..semakin tua.


Kadang sebuah imajinasi liar timbul di kepala saya. Saya ingin abadi di umur 17 atau 18 tahun (hahaha). Saya ingin selamanya menikmati masa-masa dimana saya begitu liar berlari, bermimpi...menjadi seorang yang (terkadang) naif, egois dan sering memaksakan kehendak. Saya merindukan masa-masa dimana saya patungan uang dengan teman-teman saya (dulu satu orang 7 ribu) dan setelah uang itu terkumpul, dua dari kita pergi ke warung untuk membeli Anggur Merah dan Coca-Cola beberapa botol. Habis itu kita mabuk bersama-sama sambil melewatkan malam. Sambil minum, kami membicarakan apapun, ya..apapun. Mulai dari omongan soal politik (saat ini saya baru sadar kami terlalu sok tahu dan sok kritis ketika membicarakan hal itu), soal wanita, soal kepatah hatian sampai soal Tuhan. Saya merindukan sekali masa-masa SMA saya dimana kenakalan-kenakalan menjadi sesuatu yang sangat krusial untuk dikenang di masa sekarang. Amazing...17 dan 18 tahun selalu menjadi momen yang luar biasa.

Namun di umur-umur itulah saya juga mengalami masa-masa terburuk saya. Ketergantungan alkohol, keliaran yang mulai keluar batas, suasana keluarga yang memperburuk keadaan saya dan semuanya menimpa saya secara beruntun. Saya berubah, saya menjadi penyendiri. Saya menjadi seseorang yang tak lagi mempercayai siapapun. Orang tua, kawan sekolah, pacar bahkan Tuhan. Semuanya adalah musuh di mata saya. Saya merasa semuanya, mereka dan dunia, telah mengkhianati saya...meninggalkan saya sendirian ketika saya selemah itu. Saya masih ingat benar, saya jarang sekali berada di rumah atau berkumpul bersama teman-teman saya. Saya jadi sering terlambat ke sekolah, saya hanya menghabiskan waktu saya di kamar atas di rumah saya. Menghabiskan beberapa botol bir yang saya beli dalam perjalanan pulang dari sekolah. Saya menghabiskan (kira-kira) lima botol bir sekaligus di dalam kamar. Orangtua (kala itu) tidak lagi peduli, mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri. Saya merasa rumah bagaikan neraka. Saya hanya menghabiskan waktu di kamar, mengunci pintu dari dalam dan menghabiskan bir demi bir. Karena hanya itu satu-satunya jalan yang menawarkan kenyamanan bagi saya. Masa-masa gelap itu terekam dalam salah satu puisi berjudul "18". Puisi itu dibuat pada akhir 2008.

Tapi semuanya tetap berlalu. Masa-masa itu sudah tertinggal di belakang. Saya sekarang sudah menginjak angka 21. Saya sekarang sudah berhasil menekan ketergantungan saya terhadap alkohol (except beers...), saya sekarang sudah hidup sendiri di Gang Surya 1, dan saya sekarang adalah seseorang yang sudah bisa berdamai dengan dunia, kesendirian dan perasaan saya sendiri.

Tapi btw, menyedihkan gak sih malam ulang tahun dihabiskan di depan laptop seperi ini?hahaha...ya, saya akui it's a lonely birthday night. Tapi gak terlalu sepi juga sih, masih ada blog yang setia menampung setiap ide dan pikiran saya. Cukup menyenangkan lah...daripada bengong dan menggalau...hahahaha!!

Happy Birthday myself...bring these 21 guns and shoot the world!!!

1 komentar:

peprzz mengatakan...

haha .. keren roonnn..