6 Juni 2011

GELAP

Botol martini pecah kembali malam ini. Lagi-lagi aku tertidur tanpa mimpi. Lelah berfikir bagaimana esok harus menutupi ketelanjanganku penuh borok.

Dan hari bergulir tanpa sahabat-sahabat tercinta. Terlalu sering bersendau gurau dan bermimpi. Terbahak memecah malam sambil mabuk minuman murah. Mengangkat gelas untuk malaikat yang marah. Tapi sayang kini...kepergian dan pengkhianatan menjelmakanku sendirian.

Aku kehilangan mata, aku kehilangan rasa dan susunan mimpi di dadaku tak lagi berwarna. Gelap dan bintang saling bertautan, seperti berkecupan...lalu padam.

Bibirku kering dan waktu sang pengkhianat menyudutkanku di kolong keterasingan. Tak pernah ku tahu yang terburukku selalu sembunyi.

Sedangkan...tak ada lagi tempatku untuk berlari.


Jogjakarta, 2008.

Tidak ada komentar: