21 Oktober 2014

MENJELANG PAGI DI 21 OKTOBER

Rasanya lama sekali saya tidak memposting sebuah tulisan di blog ini. Postingan terakhir saya adalah sebuah review novel -sebuah tulisan yang saya paksakan masuk di Street Poems hanya agar blog ini tak terlalu sepi-, dan itupun merupakan tulisan lama yang saya temukan di folder lama di laptop saya.

Ya. Akhir-akhir ini saya merasa benar-benar lelah. Bukan lelah secara fisik, tapi lebih ke batin. Bahkan sempat terpikir untuk berhenti menulis apapun. Baik di Street Poems maupun di media lain. Tapi toh, pada akhirnya saya menulis juga. Saya kembali menghabiskan tengah malam saya dengan duduk di depan laptop dan menulis. Pada akhirnya saya kembali merindukan blog ini. 

Banyak hal yang saya renungi akhir-akhir ini. Hal-hal yang membuat saya tenggelam jauh ke dalam kesendirian saya sendiri. Membuat saya sempat memikirkan akhir. Mungkin akhir dari blog ini. Sempat terpikir seperti itu. 

Saya lalu menjadi sering memakai topeng. Saya memakai topeng dengan seulas senyum lebar ketika saya membuka pintu kamar dan melangkah ke tengah-tengah masyarakat. Sedangkan ketika saya terjebak di kesendirian, saya lepaskan topeng itu. Kembali ke kenyataan bahwa saya sedang tidak baik-baik saja. 

Saya tidak berlebihan. Saya menyadari sepenuhnya, ada kalanya setiap manusia berada dalam titik rendah dalam kehidupannya. 

Saya (mungkin) adalah seorang yang munafik. Berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak sama sekali. Pernahkan kalian seperti itu? Menjadi munafik dan berfikir bahwa semuanya akan kembali menjadi baik-baik saja jika kita berpura-pura bahwa semua baik-baik saja.

Tapi tidak. Kita bisa saja tertawa-tawa dan menari-nari, seakan-akan tak ada rasa sakit yang perlu dirasakan. Dan ketika kita kembali ke dalam kamar kita, menyandarkan kepala dan larut dalam kesepian, sadarlah bahwa memang begini adanya. Kita sedang tidak baik-baik saja. Kita sedang berada titik terendah dalam hidup kita.

Hingga pada satu waktu, saya merenungi semuanya. Apa makna dari kehilangan. Bagaimana mengeja selamat tinggal dengan benar. Bagaimana merelakan. Bagaimana kembali bisa berlari dan menguatkan diri. Dan semuanya memang harus kembali kepada satu hal; kejujuran. Bisakah kita jujur mengakui bahwa kita tidak sekuat yang kita kira sebelumnya? Bisakah kita jujur bahwa kita tidak sedang baik-baik saja? Dan apakah semuanya itu mudah untuk dilakukan?

Tulisan ini adalah luapan. Dan mungkin juga sebuah refleksi. Suatu saat nanti saya mungkin akan berhenti menulis. Mungkin blog ini akan mati. Saya mungkin akan memulai sesuatu yang baru. Keluar dari kamar dan menjadi seseorang yang tak lagi melakukan semua hal yang sebelumnya begitu saya cintai. Tapi mungkin saja saya akan tetap seperti ini. Blog ini akan tetap ada. Dan semuanya akan berangsur normal kembali. 

Saya tidak tahu. Dan jika kalian sedang berada di titik seperti ini, saya berharap kalian tahu jawaban untuk diri kalian sendiri.


Tidak ada komentar: