8 November 2011

PADA SEBUAH CERMIN KUSAM

aku bertanya tentang buih, tentang deru jiwaku,
tentang senja yang pilu, yang terbingkai jendela rumahku.
      aku melukis wajahku dalam sketsa yang hitam dan putih,
      aku melukis wajahku yang tak pernah kukenali.
      apakah ini yang bernama perih?
      apakah ini rasa yang tak pernah terberkati?


non est lumen cordis intrinsecus,
      dimitte me, o Deus, mihi benedictionem!

andai jawaban itu tak pernah ada, sungguh aku tak akan pernah meminta.
hanya pada ruang yang tak memiliki nama, semerbak harum sejuta bunga.
      enam sudut kamar, enam ranjang berdebu, enam wajah hitam,
      seorang pendosa yang berdoa.
      itukah aku yang diam menatap sebuah cermin kusam?
      yang tak memantulkan apapun selain duka lara.


est alius locus ad me? nunc mihi est?
      aliquid restat?
  
kutemukan jawabannya,dalam serpih-serpih cermin,
: tak ada, tak pernah ada. 



Solo, April - November 2011

Tidak ada komentar: