22 Januari 2014

PERKENALKAN; NAMANYA FIORE

Ada ungkapan yang mengatakan, bahwa sesuatu yang paling polos  terkadang mungkin malah memiliki kejujuran yang lebih indah dari apapun. Saya adalah salah satu yang mempercayai ungkapan tersebut. Dan saya mulai untuk percaya, ketika beberapa waktu lalu seorang sahabat mengirimkan beberapa puisinya (yang lebih suka dia sebut 'tulisan') kepada saya.

Sahabat saya ini unik. Suka menulis, tapi tak pernah ingin tulisannya dibaca orang lain. Dia hanya menggeletakkan begitu saja tulisannya, yang setelah saya baca, begitu jujur, polos dan indah. Sahabat saya ini adalah gadis muda yang pemalu. Saya tahu, walaupun saya sendiri belum pernah berjumpa langsung dengannya. 
Awalnya, dia beberapa kali mengikuti tulisan-tulisan dan sajak saya di blog ini. Beberapa kali pula dia memberikan komentarnya melalui media chat. Dari hasil ngobrol-ngobrol via dunia maya tersebut, saya mengetahui bahwa dia juga suka menulis. Bedanya, dia selalu menolak jika saya minta membaca tulisan-tulisannya. 
Beberapa kali memaksa, akhirnya dia luluh juga. Dia kirimkan tiga puisinya kepada saya. Setelah saya baca, saya menemukan sebuah karya yang begitu mentah, namun kuat. Seperti seorang yang berusaha meluapkan apa yang dia rasa ke dalam bentuk tulisan, secara konstan dan jujur. Sebuah tulisan yang punya aura sentimentil yang begitu masif. Jujur saja, saya terkagum dan begitu menikmati membaca ketiga puisinya.
Dan tanpa berlama-lama, saya memohon ijin pada sahabat saya tersebut untuk memposting ketiga puisinya di blog ini. Saya bilang kepadanya, setidaknya biar puisi-puisi ini juga dibaca oleh orang lain. 
Awalnya, dia menolak dengan tegas. Alasannya simpel; malu. Dan lagi-lagi, saya harus merayunya dengan keras. Dan usaha itu berbuah hasil. Sahabat saya itu mengijinkan puisinya saya posting di blog ini; tapi dengan satu syarat. Dia ingin memperkenalkan dirinya dengan panggilan Fiore. Yang berarti bunga.
Saya tersenyum ketika membaca permintaan itu. Benar-benar gadis pemalu, batin saya. Tapi, saya pikir ini cukup adil. Saya menyetujuinya dan akhirnya saya menulis tulisan ini.
Seorang penulis lebih baik dikenal lewat tulisannya.
Tak perlu mengenal jati dirinya.
Saya, dan kita, tidak perlu mengenal siapa sebenarnya Fiore; setidaknya untuk saat ini. Menikmati tulisan-tulisannya, memahami apa yang coba ia luapkan, dan menghayati bait demi bait yang dia bangun, sudah lebih dari cukup bagi kita.
Perkenalkan; namanya Fiore...

de Baron Martha

Tidak ada komentar: