20 Februari 2012

SENJA PERTAMA

aku duduk di loteng senja itu
menatap kosong gambaran kehidupan maharumit
di gang tua yang hampa membisu

tidak!
kau tidak datang tiba-tiba
tampaknya kau tidak terlalu tergesa untuk menjelma
lebih dulu kau remas lembut naluriku
memaksaku menusukkan pandangan
dengan cara yang tak pernah bisa kumengerti
kepojok asing di antara rumah-rumah yang angkuh berdiri
menjadi pagar raksasa bagi hamparan jalan sempit ini

di sanalah kau berdiri
menatapku dengan sembilu
menyayat hatiku
sungguh, aku tak perlu mengenalmu
untuk merasakan rasa sakit yang terbingkai dengan jelas
di matamu

siapa kamu?
siapa kamu?
tak ada yang meluncur dari mulutku
setiap huruf membeku
sebeku mataku yang nanar menatapmu
bocah dengan wajah dan kaos
yang sama lusuh
aku tak pernah mengenalmu

adzan membuncah seketika membias di udara senja
sejenak ku tersentak
ku tersadar dengan terbata
dan ketika ku kembali
pojokan itu kosong
kau mungkin rapuh menjadi debu
terbang menuju ruang dan waktu
yang tak pernah kukenali

aku terpaku di tempatku
membisu,


Gang Surya Satu, Solo
10 April 2011


Tidak ada komentar: