Kemarin malam, (tanpa sengaja) saya menonton sebuah film berjudul The Magic of Belle Isle. Film produksi tahun 2012 yang disutradarai oleh Rob Reiner dan dibintangi oleh Morgan Freeman ini sebenarnya kurang begitu menarik bagi saya, namun pada akhirnya saya menontonnya juga sampai selesai. Dan saya melakukan itu karena suatu alasan...alasan yang akan menjadi topik utama dalam tulisan saya kali ini.
16 Desember 2013
4 Desember 2013
AKU BERJALAN MUNDUR KE ARAH MATAHARI
aku berjalan mundur
menuju arah matahari
aku menghitung tasbih
aku mengeja namamu
aku berdetak bersama detikdetik
menyongsong peradaban tertinggi yang dicapai manusia
: kekosongan
aku berjalan mundur
menuju arah matahari
aku berkelana
mencari ujung dari kebohongan doa
lalu tersesat
di rumitnya garis tanganku sendiri
aku tak pernah tersapa
aku tak pernah teraba
aku tak pernah dikenali sebagai sebuah nama
lalu aku terus berkelana
dan mati begitu saja
untuk kesekian kali
aku mati siasia
aku berjalan mundur
dan tak kutemukan matahari
menuju arah matahari
aku menghitung tasbih
aku mengeja namamu
aku berdetak bersama detikdetik
menyongsong peradaban tertinggi yang dicapai manusia
: kekosongan
aku berjalan mundur
menuju arah matahari
aku berkelana
mencari ujung dari kebohongan doa
lalu tersesat
di rumitnya garis tanganku sendiri
aku tak pernah tersapa
aku tak pernah teraba
aku tak pernah dikenali sebagai sebuah nama
lalu aku terus berkelana
dan mati begitu saja
untuk kesekian kali
aku mati siasia
aku berjalan mundur
dan tak kutemukan matahari
14 November 2013
MATAHARI II
hakikat pendarnya adalah kebekuan abadi
hanya saja hati kita terlalu lama kehilangan seluruh rasa
kecuali panas yang membara
hanya saja hati kita terlalu lama kehilangan seluruh rasa
kecuali panas yang membara
MATAHARI
beberapa raga
pada akhirnya akan menjelma menjadi matahari
yang pendar sinarnya menyebar
meracuni udara
pada akhirnya akan menjelma menjadi matahari
yang pendar sinarnya menyebar
meracuni udara
25 Oktober 2013
UNTUKMU MALENA
di altar senyap penuh debu
aku mengenangmu,
wanita bermata sendu
berkali kugumamkan namamu
hingga hatiku lebam terhantam rindu
dan janjiku abadi
memuja kemurnianmu
menghabiskan hariku,
mencintai jasadmu
di altar senyap penuh luka
engkaulah malena,
ibu dari para cahaya
aku mengenangmu,
wanita bermata sendu
berkali kugumamkan namamu
hingga hatiku lebam terhantam rindu
dan janjiku abadi
memuja kemurnianmu
menghabiskan hariku,
mencintai jasadmu
di altar senyap penuh luka
engkaulah malena,
ibu dari para cahaya
4 Oktober 2013
ANTOLOGI "BUKU YANG KAU BENCI"
"Rasa hati manusia yang layak untuk dituliskan, pada hakikatnya, tak
melulu cinta dan bahagia. Sebelum Anda membaca, kami hendak memberi
peringatan : buku ini mungkin akan Anda benci. Buku ini bukan buku yang
menawarkan cinta dan bahagia. Buku ini bukan pula buku dongeng, yang
menawarkan cinta romantis dan happy ending bertebaran. Kami, para
penulis, adalah kesatria. Pedang kami adalah tinta. Senjata kami adalah
aksara. Dan dengan apa yang kami miliki, kami tawarkan sebuah pengakuan :
jujur saja, kami membenci. Kadang dengan darah. Kadang dengan air mata.
We are human, after all."
"Buku Yang Kau Benci", merupakan sebuah proyek antologi dari 25 penulis muda. Berisikan 27 cerita pendek dan puisi, buku ini mencoba mengangkat tema kebencian dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Namun ada satu kesamaan; anda tak akan menemukan satupun kata 'benci' di dalam setiap karya yang ada.
"Buku Yang Kau Benci" dapat dipesan secara online di NulisBuku dengan harga Rp. 39.000,00 (sudah termasuk ongkos kirim).
Dapatkan, dan nikmati kebencian yang pekat menghitamkan buku ini!
Regrads,
de Baron Martha
"Buku Yang Kau Benci", merupakan sebuah proyek antologi dari 25 penulis muda. Berisikan 27 cerita pendek dan puisi, buku ini mencoba mengangkat tema kebencian dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Namun ada satu kesamaan; anda tak akan menemukan satupun kata 'benci' di dalam setiap karya yang ada.
"Buku Yang Kau Benci" dapat dipesan secara online di NulisBuku dengan harga Rp. 39.000,00 (sudah termasuk ongkos kirim).
Dapatkan, dan nikmati kebencian yang pekat menghitamkan buku ini!
Regrads,
de Baron Martha
1 Oktober 2013
SANG ARSITEK
seorang arsitek yang menata kata-kata
yang mengukur jalan takdirnya
dengan mistar dan jangka
di balik ironi puisi
dia simpan rapat-rapat rahasia mahasuci
di paragraf pertama,
dia berkisah tentang sang cahaya
di larik berikutnya,
ada tutur bijak dari sang nahkoda
yang mengembangkan layar menuju senja
di baris di bawahnya,
dengarlah cerita tentang para putra mawar
yang membangun sebuah kota
lalu ada hikayat pejuang suci di pertengahan alinea,
memburu surga yang disembunyikan di tapak kaki mereka
dia menutupnya,
dengan legenda para tukang batu
yang menemukan pengetahuan paling hakiki
yang sampai kini masih saja kau ingkari
sang arsitek menghela nafas tuanya,
malam terlalu cepat tiba
yang mengukur jalan takdirnya
dengan mistar dan jangka
di balik ironi puisi
dia simpan rapat-rapat rahasia mahasuci
di paragraf pertama,
dia berkisah tentang sang cahaya
di larik berikutnya,
ada tutur bijak dari sang nahkoda
yang mengembangkan layar menuju senja
di baris di bawahnya,
dengarlah cerita tentang para putra mawar
yang membangun sebuah kota
lalu ada hikayat pejuang suci di pertengahan alinea,
memburu surga yang disembunyikan di tapak kaki mereka
dia menutupnya,
dengan legenda para tukang batu
yang menemukan pengetahuan paling hakiki
yang sampai kini masih saja kau ingkari
sang arsitek menghela nafas tuanya,
malam terlalu cepat tiba
19 September 2013
LA
siapa yang harus membersihkan kepingan kaca ini, La?
kau atau aku?
kau hanya diam,
sambil memandangi kotak televisi,
yang hancur berserakan
haruskah kukeringkan matamu, La?
haruskah?
kau menepis tanganku,
sambil meneriakiku
kau menyumpahiku
oh tidak,
jangan mulai lagi, La
tapi kau membutakan matamu
kau berlari
menendangnendang pintu
lalu kembali,
mengacungkan pisau dapur ke arahku
kau tak akan tega melukaiku, La
aku tahu
aku melihat itu di matamu
dan kau terduduk,
merunduk
membisu,
menghela nafas
dan melangkah keluar pintu
maafkan aku, La
karena tak pernah bisa mencintaimu
kau atau aku?
kau hanya diam,
sambil memandangi kotak televisi,
yang hancur berserakan
haruskah kukeringkan matamu, La?
haruskah?
kau menepis tanganku,
sambil meneriakiku
kau menyumpahiku
oh tidak,
jangan mulai lagi, La
tapi kau membutakan matamu
kau berlari
menendangnendang pintu
lalu kembali,
mengacungkan pisau dapur ke arahku
kau tak akan tega melukaiku, La
aku tahu
aku melihat itu di matamu
dan kau terduduk,
merunduk
membisu,
menghela nafas
dan melangkah keluar pintu
maafkan aku, La
karena tak pernah bisa mencintaimu
5 September 2013
AKU DAN SAJAK-SAJAK YANG TAK TERSELESAIKAN
enamratusenampuluhenam tetes hujan
kuhitung sambil menyulam lengang
dan kertas-kertas bercecer di ruang depan
sajak-sajak yang tak mampu kuselesaikan
harusnya tak kubiarkan imajiku keluar
lalu berlari liar
dan kini lupa jalan pulang
namun aku tak terlalu sedih,
setidaknya dia tak lagi memaksaku letih
membiarkannya merenggut waktuku
merasuki jiwaku
memaksaku,
menulis hal lain yang begitu asing bagiku
oh,
mungkin saja,
mungkin seusai hujan dia akan kembali
tanpa mengetuk pintu,
tanpa segan menerobos kembali ke relung otakku
tanpa permisi
menyeretku kembali ke kubangan anomali
kuhitung sambil menyulam lengang
dan kertas-kertas bercecer di ruang depan
sajak-sajak yang tak mampu kuselesaikan
harusnya tak kubiarkan imajiku keluar
lalu berlari liar
dan kini lupa jalan pulang
namun aku tak terlalu sedih,
setidaknya dia tak lagi memaksaku letih
membiarkannya merenggut waktuku
merasuki jiwaku
memaksaku,
menulis hal lain yang begitu asing bagiku
oh,
mungkin saja,
mungkin seusai hujan dia akan kembali
tanpa mengetuk pintu,
tanpa segan menerobos kembali ke relung otakku
tanpa permisi
menyeretku kembali ke kubangan anomali
26 Agustus 2013
MAYA
tembok berwarna usang
daun-daun berguguran
awal dan akhir yang berbataskan sebuah garis imaji
oh, malam ini terlampau sepi
dan sebuah cermin berdebu di ruang depan
dan pendar sinar rembulan menerobos jendela kusam
terdengarlah hela nafas yang melewati puluhan tahun
oh, sungguh udara ini menebar racun
menyengat hati yang lengah
mencekat jiwa yang lemah
dengan anggunnya,
di loteng itu maya menari
menyibakkan jarik melelehkan nurani
tapak kakinya menyisakan aroma lara
lentik tangannya menandakan luka
dengan kelamnya,
bermandikan rembulan maya terus menari
sambil terus menggumamkan tembang-tembang sunyi
oh, dia tak akan berhenti
untuk setiap khilaf yang kini dia ratapi
untuk setiap rindu yang kini dia tangisi
daun-daun berguguran
awal dan akhir yang berbataskan sebuah garis imaji
oh, malam ini terlampau sepi
dan sebuah cermin berdebu di ruang depan
dan pendar sinar rembulan menerobos jendela kusam
terdengarlah hela nafas yang melewati puluhan tahun
oh, sungguh udara ini menebar racun
menyengat hati yang lengah
mencekat jiwa yang lemah
dengan anggunnya,
di loteng itu maya menari
menyibakkan jarik melelehkan nurani
tapak kakinya menyisakan aroma lara
lentik tangannya menandakan luka
bermandikan rembulan maya terus menari
sambil terus menggumamkan tembang-tembang sunyi
oh, dia tak akan berhenti
untuk setiap khilaf yang kini dia ratapi
untuk setiap rindu yang kini dia tangisi
o angsluping baswara anggawa duka
tumuslup ing ati tanpa kena diwaleri
sansaya wengi
nglenggana sansaya ndadi
sepi
sepining diri
tumuslup ing ati tanpa kena diwaleri
sansaya wengi
nglenggana sansaya ndadi
sepi
sepining diri
22 Agustus 2013
PETAKA
matilah kau!
baru saja kau patahkan hati
milik seorang wanita yang tercipta dari api
20 agustus 2013
baru saja kau patahkan hati
milik seorang wanita yang tercipta dari api
20 agustus 2013
16 Agustus 2013
ROMANSA SANG ANARKI
matahari baru saja mengakhiri perjalanannya yang nyenyat
dan kembali menuju horison barat
pulanglah, sang penantang
tumpahkan sepimu di bahu kekasihmu
dunia tahu,
kau terlampau lelah menentang
kau terlampau lama menyembunyikan
satu ruang hatimu yang butuh belaian
pulanglah,
beristirahatlah,
wahai engkau sang pembangkang
yang menghabiskan hari
berusaha merobohkan tembok tirani hitam
berusaha mengacaukan sunyinya keyakinan akan tuhan
berusaha menjahit kembali sayapmu
untuk terbang menuju kebebasan
tidurlah, sang ksatria bermata hitam
yang merindukan dunia tanpa dendam
tidurlah,
aku tahu perjuanganmu
adalah romansa paling menyakitkan
dan kembali menuju horison barat
pulanglah, sang penantang
tumpahkan sepimu di bahu kekasihmu
dunia tahu,
kau terlampau lelah menentang
kau terlampau lama menyembunyikan
satu ruang hatimu yang butuh belaian
pulanglah,
beristirahatlah,
wahai engkau sang pembangkang
yang menghabiskan hari
berusaha merobohkan tembok tirani hitam
berusaha mengacaukan sunyinya keyakinan akan tuhan
berusaha menjahit kembali sayapmu
untuk terbang menuju kebebasan
tidurlah, sang ksatria bermata hitam
yang merindukan dunia tanpa dendam
tidurlah,
aku tahu perjuanganmu
adalah romansa paling menyakitkan
11 Agustus 2013
PARAGRAF TERAKHIR
aku bisa merasakan takdirku
mengembun di tembok tua
lorong remang rumah sakit
jadi sebelum kau pulang,
sampaikan padanya yang sedari tadi
menunggu di balik pintu
bisikkan ditelinganya
tak perlu lagi dia mengintaiku
renggut aku kapanpun dia mau
Rumah Sakit Dr. Moewardi, Surakarta
13 Juli 2013
mengembun di tembok tua
lorong remang rumah sakit
penantian ini menebas nadiku, sayang
mematikan
menyakitkan
membuat detak jantung kotorku
terjebak dalam ketimpangan nada sumbang
mematikan
menyakitkan
membuat detak jantung kotorku
terjebak dalam ketimpangan nada sumbang
aku lelah, sayang
bersandiwara di atas panggung kosong
tanpa penonton
bersandiwara di atas panggung kosong
tanpa penonton
jadi sebelum kau pulang,
sampaikan padanya yang sedari tadi
menunggu di balik pintu
bisikkan ditelinganya
tak perlu lagi dia mengintaiku
renggut aku kapanpun dia mau
Rumah Sakit Dr. Moewardi, Surakarta
13 Juli 2013
7 Agustus 2013
JALANAN DI UJUNG KOTA
jalanan tua di ujung kota
sebuah jalur kereta yang menuju entah kemana
dan seorang pedagang dengan mata berdebu
termenung di ujung jalan,
menunggu nafas terakhirnya laku
jalanan sepi di ujung kota
para bajingan diam-diam menangisi takdirnya
sambil berharap tuhan tak mengetahuinya
dan sebuah kios dengan si kasir buta
yang tak berhenti menawarkan berbagai warna
jalanan terkutuk di ujung kota
seorang nabi menghukum dirinya sendiri
atas cinta hitamnya kepada sunyi
karena dia bisu
karena mukjizatnya adalah
merancang pilu
jalanan dosa di ujung kota
seorang pelacur menyulut air mata
setelah dia tak bisa mengeja namanya
hingga hujan berwarna hitam
menghapusnya dari tengah jalan
jalanan panjang di ujung kota
untuk pertama kalinya aku menatap matamu
lalu kita saling menyapa,
dan jatuh cinta
2 agustus 2013
sebuah jalur kereta yang menuju entah kemana
dan seorang pedagang dengan mata berdebu
termenung di ujung jalan,
menunggu nafas terakhirnya laku
jalanan sepi di ujung kota
para bajingan diam-diam menangisi takdirnya
sambil berharap tuhan tak mengetahuinya
dan sebuah kios dengan si kasir buta
yang tak berhenti menawarkan berbagai warna
jalanan terkutuk di ujung kota
seorang nabi menghukum dirinya sendiri
atas cinta hitamnya kepada sunyi
karena dia bisu
karena mukjizatnya adalah
merancang pilu
jalanan dosa di ujung kota
seorang pelacur menyulut air mata
setelah dia tak bisa mengeja namanya
hingga hujan berwarna hitam
menghapusnya dari tengah jalan
jalanan panjang di ujung kota
untuk pertama kalinya aku menatap matamu
lalu kita saling menyapa,
dan jatuh cinta
2 agustus 2013
2 Agustus 2013
FAKTA-FAKTA MENARIK DI BALIK STREET POEMS (Bagian 2)
Setelah tertunda beberapa lama, akhirnya saya berhasil merampungkan bagian kedua tulisan saya tentang fakta-fakta unik dari blog Street Poems (bagian pertama dapat dibaca di sini).
Berikut adalah beberapa fakta dan kejadian yang menarik dan memorable bagi saya pribadi selama menulis di blog ini:
KAU YANG TERLUKA
dari sudut gelap dunia
aku memapahmu yang terluka
ribuan cabik di punggungmu
jutaan nanar di matamu
sebuah dosa membayangi takdirmu
dengarkan aku,
jangan kau terjatuh dulu
jangan kau lepaskan nafas terakhirmu
jangan sekarang!
lihatlah garis langit timur belum juga berpendar
masih terlalu gelap untukku
aku tak bisa menatapmu
aku tak bisa menyentuh wajahmu
yang akan kuabadikan di ruang kamarku
aku tahu akhir mengintaimu
dari balik punggungmu
dengarkan aku,
sekejap lagi kita akan berpijak pada cahaya
kuatkan dirimu,
akan kutahan sang akhir hingga terbit surya
tapi akhirnya kau terjatuh juga,
kau lepaskan nafasmu seluruhnya
aku memangkumu,
berkalikali menggumamkan namamu
yang berkilauan luka
bahkan kita masih terjebak buta
aku tak sempat menatapmu,
kau tak sempat membisikkan selamat tinggalku
maafkan aku,
ternyata cahaya itu tak pernah ada
aku memapahmu yang terluka
ribuan cabik di punggungmu
jutaan nanar di matamu
sebuah dosa membayangi takdirmu
dengarkan aku,
jangan kau terjatuh dulu
jangan kau lepaskan nafas terakhirmu
jangan sekarang!
lihatlah garis langit timur belum juga berpendar
masih terlalu gelap untukku
aku tak bisa menatapmu
aku tak bisa menyentuh wajahmu
yang akan kuabadikan di ruang kamarku
aku tahu akhir mengintaimu
dari balik punggungmu
dengarkan aku,
sekejap lagi kita akan berpijak pada cahaya
kuatkan dirimu,
akan kutahan sang akhir hingga terbit surya
tapi akhirnya kau terjatuh juga,
kau lepaskan nafasmu seluruhnya
aku memangkumu,
berkalikali menggumamkan namamu
yang berkilauan luka
bahkan kita masih terjebak buta
aku tak sempat menatapmu,
kau tak sempat membisikkan selamat tinggalku
maafkan aku,
ternyata cahaya itu tak pernah ada
18 Juli 2013
GALAKSI VIOLET DAN SUPERNOVA
aku menciptakan galaksi berwarna violet
di antara garis-garis tanganku
aku menamainya seperti namamu
tepat sebelum El merekonstruksi takdirku
dan kupejamkan mata
ku katupkan tangan seperti berdoa
walau bahkan aku tak tahu bagaimana caranya berbicara
walau bahkan aku tak mengenal warna-warna
walau bahkan aku tak pernah punya nama
aku lalu menciptakan supernova
dan akan kuledakkan seluruhnya di sudut matamu
agar kau tahu aku tak pernah menyesalimu
:sedikitpun
juli 2013
di antara garis-garis tanganku
aku menamainya seperti namamu
tepat sebelum El merekonstruksi takdirku
dan kupejamkan mata
ku katupkan tangan seperti berdoa
walau bahkan aku tak tahu bagaimana caranya berbicara
walau bahkan aku tak mengenal warna-warna
walau bahkan aku tak pernah punya nama
aku lalu menciptakan supernova
dan akan kuledakkan seluruhnya di sudut matamu
agar kau tahu aku tak pernah menyesalimu
:sedikitpun
juli 2013
21 Juni 2013
KAU DAN AKU
ada saatnya nanti
kita berdua duduk di kursi taman kota
ketika setiap orang memejamkan mata
lalu aku akan mendengarmu menghela nafas dalam
sebelum kau memulai pembicaraan
tentang tuhan, setan dan kebohongan dunia
ada saatnya nanti
aku menghabiskan malam di sisimu
mengucapkan kalimat cinta untuk pertama kali
kepadamu
tepat sebelum hembus nafas terakhirmu
ada saatnya nanti
kita berdua ditertawakan seisi kota
karena terlalu lama menghabiskan waktu
berbicara di depan kaca
kita berdua duduk di kursi taman kota
ketika setiap orang memejamkan mata
lalu aku akan mendengarmu menghela nafas dalam
sebelum kau memulai pembicaraan
tentang tuhan, setan dan kebohongan dunia
ada saatnya nanti
aku menghabiskan malam di sisimu
mengucapkan kalimat cinta untuk pertama kali
kepadamu
tepat sebelum hembus nafas terakhirmu
ada saatnya nanti
kita berdua ditertawakan seisi kota
karena terlalu lama menghabiskan waktu
berbicara di depan kaca
1 Juni 2013
ANTOLOGI AMARAH
Amarah adalah sebuah proyek antologi puisi dan cerita pendek yang digagas oleh sebuah lembaga pluralisme bernama Lembaga Bhinneka.
Buku yang berisikan 12 cerita pendek dan 39 puisi ini mengetengahkan tema kemarahan yang membara atas ketidakadilan dan diskriminasi -yang kadang berbau SARA- yang akhir-akhir ini marak terjadi di negara ini. Mengutip sinopsis di awal buku, "Amarah yang berkobar-kobar itu ditujukan kepada cinta yang tanpa restu, dogma yang meruntuhkan kemanusiaan dan mengubahnya menjadi manusia robot, kekerasan negara (dan kematian yang sia-sia), perusak kedamaian, isu SARA yang dipolitisasi, dan berujung pada pertanyaan kepada Tuhan.".
Yang menarik adalah, buku ini menampilkan karya-karya penulis muda, yang mungkin namanya belum dikenal di dunia kepenulisan dan sastra. Namun, karya-karya mereka menjadi sesuatu yang luar biasa ketika ditulis dengan amarah yang berapi-api.
Cerita pendek berjudul Perjamuan Terindah Sepanjang Masa karya Haz Algebra dan puisi berjudul Sajak Seorang Anak Pelacur karya de Baron Martha menjadi rekomendasi saya untuk isi Antologi ini.
Buku Antologi Amarah dapat dibeli di Toko Buku Gramedia di seluruh Indonesia dengan harga IDR 45K atau dapat dipesan secara online di sini.
regards,
de Baron Martha
Buku yang berisikan 12 cerita pendek dan 39 puisi ini mengetengahkan tema kemarahan yang membara atas ketidakadilan dan diskriminasi -yang kadang berbau SARA- yang akhir-akhir ini marak terjadi di negara ini. Mengutip sinopsis di awal buku, "Amarah yang berkobar-kobar itu ditujukan kepada cinta yang tanpa restu, dogma yang meruntuhkan kemanusiaan dan mengubahnya menjadi manusia robot, kekerasan negara (dan kematian yang sia-sia), perusak kedamaian, isu SARA yang dipolitisasi, dan berujung pada pertanyaan kepada Tuhan.".
Yang menarik adalah, buku ini menampilkan karya-karya penulis muda, yang mungkin namanya belum dikenal di dunia kepenulisan dan sastra. Namun, karya-karya mereka menjadi sesuatu yang luar biasa ketika ditulis dengan amarah yang berapi-api.
Cerita pendek berjudul Perjamuan Terindah Sepanjang Masa karya Haz Algebra dan puisi berjudul Sajak Seorang Anak Pelacur karya de Baron Martha menjadi rekomendasi saya untuk isi Antologi ini.
Buku Antologi Amarah dapat dibeli di Toko Buku Gramedia di seluruh Indonesia dengan harga IDR 45K atau dapat dipesan secara online di sini.
regards,
de Baron Martha
14 Mei 2013
TENTANG ANTOLOGI AMARAH DAN PUISI SAYA
Salah satu puisi saya yang berjudul "Sajak Seorang Anak Pelacur", dibacakan oleh seorang sahabat asal Jakarta, Bintang Jakarta, di acara Launching buku antologi Amarah.
Puisi yang dibukukan dalam antologi AMARAH tersebut tidak saya posting di blog ini, namun yang ingin membacanya, bisa membeli buku antologinya di Gramedia di seluruh Indonesia.
Berikut link video-nya:
de Baron Martha
7 Mei 2013
SEBUAH PROSA YANG KUTULIS DI DALAM KERETA TUA
di kursi kosong di lorong kereta tua
yang melaju menuju senja
aku menulis prosa untukmu,
gadis dengan lengkung senyum nyaris sempurna
namun jangan kau resah,
aku berjanji tak akan pernah membacanya
aku hanya akan menulisnya
lalu meremas kertasnya
dan membuangnya keluar jendela
karena aku tahu,
aku tahu kau lebih suka teracuhkan
kau lebih nyaman terpinggirkan
kau tak pernah suka terkenangkan
prosa ini sepertimu,
gadis dengan sudut mata paling semu
prosa ini sepertimu,
tanpa ragu merenggut rasa
lalu menghilang begitu saja,
tanpa pernah kauijinkan aku meraih tanganmu
tanpa pernah kauperbolehkan aku membakar hatimu
lalu tarian penaku terhenti
aku tak mampu menyelesaikan baris terakhirku
aku termangu,
aku lupa bagaimana mengeja namamu
7 Mei 2013
yang melaju menuju senja
aku menulis prosa untukmu,
gadis dengan lengkung senyum nyaris sempurna
namun jangan kau resah,
aku berjanji tak akan pernah membacanya
aku hanya akan menulisnya
lalu meremas kertasnya
dan membuangnya keluar jendela
karena aku tahu,
aku tahu kau lebih suka teracuhkan
kau lebih nyaman terpinggirkan
kau tak pernah suka terkenangkan
prosa ini sepertimu,
gadis dengan sudut mata paling semu
prosa ini sepertimu,
tanpa ragu merenggut rasa
lalu menghilang begitu saja,
tanpa pernah kauijinkan aku meraih tanganmu
tanpa pernah kauperbolehkan aku membakar hatimu
lalu tarian penaku terhenti
aku tak mampu menyelesaikan baris terakhirku
aku termangu,
aku lupa bagaimana mengeja namamu
7 Mei 2013
22 April 2013
AYO IKUTAN LOMBA PUISI "UNGKAPAN CINTA ALA PENYAIR"!!
Blog Meta Kata kembali menggelar lomba puisi bertajuk Ungkapan Cinta Ala Penyair (UCAP). Berikut saya lampirkan info dan persyaratannya:
14 April 2013
FAKTA-FAKTA MENARIK DI BALIK STREET POEMS (Bagian 1)
Setiap karya, entah apa itu bentuknya, pastilah menyimpan sesuatu yang unik dan menarik di baliknya. Dan tentu saja, orang yang paling tahu tentang hal-hal tersebut, adalah sang kreator karya itu sendiri. Ada beberapa kreator yang memutuskan untuk membagi cerita unik di balik pembuatan karyanya, ada pula yang lebih nyaman untuk membiarkannya tetap menjadi rahasia.
Saya, awalnya adalah termasuk tipe yang kedua. Namun pada akhirnya saya berfikir bahwa, tidak ada salahnya untuk berbagi beberapa cerita dan fakta menarik di balik puisi-puisi dan tulisan-tulisan yang saya posting di blog ini, sejak 2008 lalu. So, here we go...
Saya, awalnya adalah termasuk tipe yang kedua. Namun pada akhirnya saya berfikir bahwa, tidak ada salahnya untuk berbagi beberapa cerita dan fakta menarik di balik puisi-puisi dan tulisan-tulisan yang saya posting di blog ini, sejak 2008 lalu. So, here we go...
19 Maret 2013
UNTITLED
akulah satu-satunya nama yang selamat
dari malam terkelam
dimana mimpi terburuk itu runtuh
tepat di atas gang-gang kumuh
dan aku terbangun
terjaga di tengah bisingnya pasar senjata
dan lukaku tumpah
airmataku berdarah
walau aku tahu setiap pagi tiba
aku selalu mengiba
mengais dendam yang aku tangisi
di sepanjang senja
akulah satu-satunya nama yang tersemat
dalam puisi yang ditulis dengan peluru
maret 2013
dari malam terkelam
dimana mimpi terburuk itu runtuh
tepat di atas gang-gang kumuh
dan aku terbangun
terjaga di tengah bisingnya pasar senjata
dan lukaku tumpah
airmataku berdarah
walau aku tahu setiap pagi tiba
aku selalu mengiba
mengais dendam yang aku tangisi
di sepanjang senja
akulah satu-satunya nama yang tersemat
dalam puisi yang ditulis dengan peluru
maret 2013
2 Maret 2013
PARA PENGKHIANAT
beberapa wajah melingkar
mengelilingi meja besar
tanpa lampu,
tanpa suara menderu,
hanya bisik lirih berdebu
yang terbawa angin
melaju merasuki telingatelinga mereka
hingga memanas,
hingga menyulut bramantya mereka
hingga menghitam
beberapa mulut mendesah
menimbang dan bersepakat
dalam wadi dan pekat
dan pintu harus ditutup rapat-rapat
agar bau sangit ini tak sampai tercium oleh hidung
dari seseorang yang sejak tadi mereka laknat
beberapa tangan bergetar hebat
ada cemas dan ragu yang tersekat
tapi harus disembunyikan
tapi harus ditahan
hingga palu diketukkan
dan mereka tersenyum puas
dan mereka tertawa lepas
mengelilingi meja besar
tanpa lampu,
tanpa suara menderu,
hanya bisik lirih berdebu
yang terbawa angin
melaju merasuki telingatelinga mereka
hingga memanas,
hingga menyulut bramantya mereka
hingga menghitam
beberapa mulut mendesah
menimbang dan bersepakat
dalam wadi dan pekat
dan pintu harus ditutup rapat-rapat
agar bau sangit ini tak sampai tercium oleh hidung
dari seseorang yang sejak tadi mereka laknat
beberapa tangan bergetar hebat
ada cemas dan ragu yang tersekat
tapi harus disembunyikan
tapi harus ditahan
hingga palu diketukkan
dan mereka tersenyum puas
dan mereka tertawa lepas
aku tahu kau ada di antara mereka, jud
aku tahu kau yang akan membawakan cawan itu
kepadaku
aku tahu kau telah terlampau lama memenjarakan ribuan ular itu
jauh di kedalaman hatimu
beberapa pasang mata basah oleh air mata
beberapa mulut tak mau berhenti menggumam doa
beberapa jiwa akan ternodai oleh sesal
untuk selamanya
ketika mereka tahu
mereka merencanakan sesuatu yang legam
dan mencampurkannya
di cawan seseorang yang salah
aku tahu kau duduk bersama mereka
aku tahu kau yang melakukannya
kau telah meremukkan hatiku, jud
kau meremukkan hatiku
solo, februari 2013
19 Februari 2013
STREET POEMS MEMENANGI FESTIVAL BLOG SASTRA INDONESIA
Sebuah kabar gembira, terkadang memang datang dengan cara yang mengejutkan. Empat hari lalu, saya mengunjungi situs RetakanKata, sebuah situs sastra dan kepenulisan, yang mengadakan sebuah festival blog yang bertajuk Festival Blog Sastra Indonesia. Blog ini, Street Poems, kebetulan adalah salah satu pesertanya dari total 17 peserta. Dua bulan saya menunggu dan berusaha keras mengumpulkan suara dan komentar dari pembaca dan sahabat blog ini, bukan untuk sekadar mencari suara agar Street Poems memenangkan festival, namun juga sebagai semacam "review singkat" atas eksistensi dan keberadaan blog ini.
27 Januari 2013
SEORANG PENARI II
malam sepenuhnya melegam
dan seorang penari yang hatinya genap berkarat
lelah tersimpuh,
menangis pilu di tepian belati
"kalian bahkan tak menatapku!!",
jeritnya ke arah jejeran batu-batu
2013
dan seorang penari yang hatinya genap berkarat
lelah tersimpuh,
menangis pilu di tepian belati
"kalian bahkan tak menatapku!!",
jeritnya ke arah jejeran batu-batu
2013
25 Januari 2013
UNA FAMIGLIA
aku melihat ayahku membakar hujan
dengan api amarah yang menjilat-jilat
seperti ular,
siap melilit tubuh siapa saja
aku melihat ibuku menulis cinta
dengan air mata
dengan darah yang mengucur di kepalanya
walau masih saja dia tak bisa
dengan benar mengejanya
aku melihat kakakku menyembunyikan jutaan dendam
yang sudah menumpuk di balik lemari pakaian
hingga matanya memucat,
hingga bibirnya mengering,
hingga dia dihabisi oleh kelelahannya sendiri
aku melihat adikku menggambar tuhan dan harapan
dengan crayon berwarna hitam
karena hanya warna itu yang dia tahu
karena hanya warna itu yang dia mau
walau setiap kali dia menyelesaikannya
dia pasti akan membakar habis kertas gambarnya
dan menertawakannya
aku melihat aku
menjulurkan lidah
membuat simpul indah
pada sebuah tambang yang terikat di batang pohon
dimana tubuhku tergantung
dengan anggun
lima tahun lalu
Desember 2012 - Januari 2013
SEORANG PENARI
seorang penari,
di tepian pantai yang ombaknya
menderukan kematian
gelegak isaknya adalah nada-nada minor yang suci
merobek hati
menghias malam dengan goresan miris
dari darahnya
dari lukanya
dia akan menari untuk yang terakhir kali
membiarkan ribuan buih membasahi
relung hatinya
membiarkan pasir pantai merekam
jejak kakinya
sebelum waktu liar merenggutnya
memperkosa setiap inci tubuhnya
seorang penari,
di tepian pantai yang ombaknya
menderukan kematian
di tepian pantai yang ombaknya
menderukan kematian
gelegak isaknya adalah nada-nada minor yang suci
merobek hati
menghias malam dengan goresan miris
dari darahnya
dari lukanya
dia akan menari untuk yang terakhir kali
membiarkan ribuan buih membasahi
relung hatinya
membiarkan pasir pantai merekam
jejak kakinya
sebelum waktu liar merenggutnya
memperkosa setiap inci tubuhnya
seorang penari,
di tepian pantai yang ombaknya
menderukan kematian
telah tiba saatnya,
telah tiba saatnya
Januari 2013
14 Januari 2013
11 JANUARI
di sudut remang terminal
aku terpaku berhadapan dengan
hantu masa laluku,
menyeretku
kembali menuju fragmen redup
yang aku tahu,
akan selalu berakhir dengan pahit
katakan selamat tinggal,
aku tahu kau tak akan lama
aku mengerti kau hanya punya
sebentar saja,
sekejap saja
sebelum sudut remang terminal ini
mulai dihujani pijar matahari
sebelum kau lupa
kemana kau harus kembali
Tirtonadi, 11 Januari 2013
katakan selamat tinggal,
aku tahu kau tak akan lama
aku mengerti kau hanya punya
sebentar saja,
sekejap saja
sebelum sudut remang terminal ini
mulai dihujani pijar matahari
sebelum kau lupa
kemana kau harus kembali
Tirtonadi, 11 Januari 2013
9 Januari 2013
AKU TAKUT AKU TERLAMBAT MENANYAKANNYA PADAMU
masihkah kau rela membukakan pintu rumahmu untukku,
jika suatu hari aku mengetuknya kembali?
tapi bukan lagi sebagai sosok yang empat tahun lalu kau cumbui
2013
Langganan:
Postingan (Atom)