aku berjalan mundur
menuju arah matahari
aku menghitung tasbih
aku mengeja namamu
aku berdetak bersama detikdetik
menyongsong peradaban tertinggi yang dicapai manusia
: kekosongan
aku berjalan mundur
menuju arah matahari
aku berkelana
mencari ujung dari kebohongan doa
lalu tersesat
di rumitnya garis tanganku sendiri
aku tak pernah tersapa
aku tak pernah teraba
aku tak pernah dikenali sebagai sebuah nama
lalu aku terus berkelana
dan mati begitu saja
untuk kesekian kali
aku mati siasia
aku berjalan mundur
dan tak kutemukan matahari
menuju arah matahari
aku menghitung tasbih
aku mengeja namamu
aku berdetak bersama detikdetik
menyongsong peradaban tertinggi yang dicapai manusia
: kekosongan
aku berjalan mundur
menuju arah matahari
aku berkelana
mencari ujung dari kebohongan doa
lalu tersesat
di rumitnya garis tanganku sendiri
aku tak pernah tersapa
aku tak pernah teraba
aku tak pernah dikenali sebagai sebuah nama
lalu aku terus berkelana
dan mati begitu saja
untuk kesekian kali
aku mati siasia
aku berjalan mundur
dan tak kutemukan matahari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar