Pertama kali saya menemukan novel Metropolis ini, adalah ketika pada sebuah sore saya berjalan-jalan di sebuah toko buku terkenal tanpa tahu apa yang harus saya beli. Buku setebal 350 halaman ini tergeletak di salah satu rak dan dengan random sayapun mengambilnya. Sekejap membaca sinopsis yang ditulis di cover belakang, saya lalu menentengnya ke kasir, membayarnya dan membawanya pulang ke rumah.
Metropolis dimulai dengan suasana pemakaman seorang tokoh dunia hitam legendaris bernama Leo Saada. Di pemakaman yang dihadiri beberapa orang itu, ada tokoh Bram -seorang polisi muda cerdas-, Ferry Saada, sang pewaris kerajaan kriminal keluarga Saada sekaligus anak dari Leo yang ambisius, dan seorang wanita asing yang berada diantara pelayat.