enamratusenampuluhenam tetes hujan
kuhitung sambil menyulam lengang
dan kertas-kertas bercecer di ruang depan
sajak-sajak yang tak mampu kuselesaikan
harusnya tak kubiarkan imajiku keluar
lalu berlari liar
dan kini lupa jalan pulang
namun aku tak terlalu sedih,
setidaknya dia tak lagi memaksaku letih
membiarkannya merenggut waktuku
merasuki jiwaku
memaksaku,
menulis hal lain yang begitu asing bagiku
oh,
mungkin saja,
mungkin seusai hujan dia akan kembali
tanpa mengetuk pintu,
tanpa segan menerobos kembali ke relung otakku
tanpa permisi
menyeretku kembali ke kubangan anomali
kuhitung sambil menyulam lengang
dan kertas-kertas bercecer di ruang depan
sajak-sajak yang tak mampu kuselesaikan
harusnya tak kubiarkan imajiku keluar
lalu berlari liar
dan kini lupa jalan pulang
namun aku tak terlalu sedih,
setidaknya dia tak lagi memaksaku letih
membiarkannya merenggut waktuku
merasuki jiwaku
memaksaku,
menulis hal lain yang begitu asing bagiku
oh,
mungkin saja,
mungkin seusai hujan dia akan kembali
tanpa mengetuk pintu,
tanpa segan menerobos kembali ke relung otakku
tanpa permisi
menyeretku kembali ke kubangan anomali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar