setiap kali pula kututup telinga
aku terlalu ringkih untuk mendengarkan
sesuatu yang hanya akan menebas
apa yang aku percaya
sekejap saja tataplah kedalam mataku
temukan sesuatu dibalik perih sembilu
ini tak pernah adil untukku
menatap rupa yang terkungkung ketakpercayaan
berjalan dalam hidup yang tertinggal
aku asing dan sendirian
untuk apa kedua tangan yang berlumur darah
untuk apa hati ini mematikan setiap rasa
ini tak pernah mudah untukku
menghabisi setiap aral yang menghadangku
mendobrak batas yang mengurungku
dan terkadang aku merasakan basah pipiku
untuk setiap luka yang ku jelmakan
setiap kali kau bertanya alasan mengapa
aku menatapmu redup dan berlalu
ucapku melayang ke udara malam
:berdarahlah untuk mengerti
Solo, 180611
Tidak ada komentar:
Posting Komentar