ditulis oleh Fiore
negeri terjaga limbung
terkoyak tajam para seberang selatan
hijau tak lagi hijau
rimbun tergulung
yang berkaki terberit lari
pemegang bara mengangkat tangannya
bak ombak melawan ombak
jarak, jarak, dekat, sentuh
anyir,
pecah,
gores,
sayat,
nadi,
hembus.
lenyap hinggap
mengambil loreng si putih merah
mengambil darah trah-trah
hidup sang karapan
harumnya,
di rumahrumah, di jalan
hutan dan bahkan dalam kandungan
miliknya hanya miliknya
perebut mencabut yang tak mungkin dibiarkan lari dari akarnya
karena miliknya datang bersama leluhur bermantra
karena miliknya datang bersama takdirtakdir
(Tentang siapa Fiore dapat dibaca di sini)
negeri terjaga limbung
terkoyak tajam para seberang selatan
hijau tak lagi hijau
rimbun tergulung
yang berkaki terberit lari
pemegang bara mengangkat tangannya
bak ombak melawan ombak
jarak, jarak, dekat, sentuh
anyir,
pecah,
gores,
sayat,
nadi,
hembus.
lenyap hinggap
mengambil loreng si putih merah
mengambil darah trah-trah
hidup sang karapan
harumnya,
di rumahrumah, di jalan
hutan dan bahkan dalam kandungan
miliknya hanya miliknya
perebut mencabut yang tak mungkin dibiarkan lari dari akarnya
karena miliknya datang bersama leluhur bermantra
karena miliknya datang bersama takdirtakdir
(Tentang siapa Fiore dapat dibaca di sini)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar