denting melayang di tiga kali rembulan
mengais dan dikais dari jurai kelam kemarinkemarin
lalu terkais habis menuju subuh
subuh yang terlupakan
ada bius tak kentara di udara
meniupkan serangkaian nasib malang
dan dia bilang ini lelap yang berbeda dari biasanya
lelap yang mencongkelmu dari kejutan lolong malam
dan manusia berhamburan layaknya semut terkena arang
sialan!
dia melihat mereka seperti kilat barat
menuju undak-undakan hitam
dan bergantian dari bayang ke bayang
dan bergantian di setiap kelokan
seperti itu para nujum bilang
sementara dia menukar tangan dengan ksatria
menyerahkan mandat yang masih gelap tersendat
dia akan menuju timur
tempatnya biasa mendengkur
dengan gumpalan dalam hati
yang tumbuh membengkak
nasib memang setan!
sialan!
memberi jeda singkat
ini tragedi berundak.
AyundaSasmi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar