15 Februari 2014

III

ditulis oleh fiore

Akulah derita
Akulah racun jiwa
Akulah duri yang membuka luka
Lalu, ditaruhlah aku di dalam hati

Akulah rumah penderitaan
Akulah sumber kesengsaraan
Akulah tangis yang membebani
Hidupnya menjadi kandas karena mimpi-mimpi buruk

Akulah sang penghancur
Akulah sang penebar duka
Akulah lara, pada sayat luka karena duriku
;Akulah derita


(tentang siapa Fiore dapat dibaca di sini)

4 Februari 2014

II

ditulis oleh fiore

Aku yakin kau selalu ingat,
bahwa kita pernah seperti balon-balon udara dengan warnanya yang membuat mata menyala indahnya.
Tapi ketika ungkap tersingkap segalanya seperti debu yang ditiupkan kelaut biru.
Apapun yang diucapkan akan sangat bisa merasuk ke hati walau jalannya hanya bisa dilewati ujung pensil runcing. Tapi ucapan hati tak selamanya bisa diucapkan walau dengan jalan lebar dan terang.

Ya, aku menginginkan bagaiman dia ada.
Bagaimana dia memanggilku tanpa memanggil yang lain begitu.
Sekarang aku takkan takut mencintai walau sampai membuatku pening.
Lalu akan kubiarkan setiap sakit hati yang ada, hingga akupun terbiasa karena terlalu seringnya ia mendekat padaku.
Hingga tak segan merasuk sepenuhnya pada setiap jarak yang tak terlihat ditubuh dan sukmaku.


(tentang siapa fiore dapat dibaca di sini)