malam ini
untuk apa yang telah kita jalani
untuk apa yang telah kita hadapi
angin mei menyeruak memasuki jendela kamarku
kutatap bintangbintang diam
memberi jalan bagi bulan yang angkuh melangkah menuju barat
adakah kau di sana?
jawablah mataku jika kau bisa menatapnya
rasakan kesendirianku jika kau bisa menyentuh rasa mentah nan pahit ini
andai kau ada di sini
andai kau berdiri dihadapanku dan mengecupku
andai kau tahu aku tak sekuat yang kau kira
dan aku percaya waktu tak akan mampu melumpuhkanmu
airmata tak akan mampu menghentikan langkahmu
siapapun tak mampu menggantikan senyummu
malam ini
untuk jarum hitam yang telah kau cabut
dari nadiku
semua ini adalah perjalanan
di mana kita telah menginjakkan kaki di tapal batas persimpangan
sampai di sini sayang,
sampai di sini saja jalan kita untuk bersama
akulah selama ini yang terlampau takut membuka mata
aku terlampau buta
aku takut menjadi berbeda
aku takut sang waktu membuat mawar merah ini
tak lagi bisa tumbuh
aku takut tak bisa lagi menjagamu
aku takut tak mampu menghapus air matamu
ketika kau kesepian
malam ini
untuk sesuatu yang membuatku lebih baik
untuk sesuatu yang membuatku lebih kuat
kututup jendelaku
angin menderukan namamu di luar sana
kutundukkan kepala di sudut gelap ini
kubiarkan diriku tenggelam dalam ketiadaan
kurelakan nurani ini berlari liar
menuju gambaran wajahmu
menuju masa lalu
hingga malam menggampar pipiku keras
membantingku berkeping,
bahwa telah usai sayang
telah usai perjalanan
telah usai senang
dan aku termangu
malam ini
untuk kenangan yang tenggelam
di balik temaram
kau telah menuntunku menuju cahaya
kau telah hangat memelukku
kau telah rela membagi senyummu padaku
walau aku selalu tahu
bahwa matamu begitu lelah
dan nuranimu terlampau berkilauan luka
malam ini
untuk kecupan yang kurindukan
untuk kasih sayang yang tak pernah habis
kututup mata ini
dan gelap menggariskan wajahmu
sejujurnya aku tak pernah bisa belajar melepas
genggaman tanganmu setulusnya
sejujurnya setiap pagi begitu menyesakkan
ketika ku sadar bahwa kau memelukku
hanya sebingkai mimpi
malam ini
untuk siluetmu yang begitu malam
mencipta hatiku lengang
malam tak pernah berhenti merangkak perlahan
semesta jiwaku menuju hampa yang begitu getir
adakah kau diantara bintangbintang
di belantara angkasa nan hitam
sudah cukupkah kecupankecupan
sudah hampakah belaianbelaian
sedang ku di sini masih mampu merasakan
kau menyentuhku lembut
aku masih mampu mendengar suaramu lirih
bercerita tentang indahnya mimpimimpi
tentang dunia di awan
tentang segalanya
malam ini
untuk malammalam yang lalu
bersamamu
aku merindukannya
merindukan tapaktapak kakiku
pulang ke rumahku
pulang ke hatimu
mengetuk pintu nuranimu
memberinya warna dengan segenap cinta
yang tersisa
aku akan selalu merindukannya
memelukmu hingga kau tertidur
di bahuku
membiarkanmu liar memuntahkan segalanya
di depan wajahku
merindukan sebuah jarak yang ku lewati
menuju dirimu
malam ini
untuk hari esok yang menyesakkan
ketika ku tahu aku sendirian
tutuplah matamu,
hari depan menantimu
tutuplah matamu sayang,
jangan pernah takut berjalan dalam temaram
tutuplah matamu dan terlelaplah,
karena aku ada di sampingnu
membelaimu dan mendekapmu erat
berjanjilah bahwa kau tak akan menyerah
kepada kehidupan
tutuplah matamu
malam ini
untuk seluruh dirimu
sampai bertemu pada suatu ketika yang lain
may 5, 2009
2.04 AM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar