bukankah kau percaya
tentang apa yang menjadi imajinasi
mereka?
bukankah kau percaya
tentang sesuatu yang sering kau
katakan bualan sampah?
bukankah kau adalah salah satu
dari mereka yang kau anggap
musuh besarmu?
bukankah kau percaya
akan ketakutanmu sendiri?
260410
22 November 2009
16 November 2009
SEMARANG
kota ini terlalu tua untuk memberikan
apa yang kita inginkan
tapi dia punya nafas yang lebih panjang daripada kita
dia masih punya banyak waktu untuk menceritakan kepada kita
tentang darah, air mata,
harga diri dan ketertindasan
dan aku menatap mereka berjalan lalulalang
tanpa mau belajar tentang kebodohan mereka
di masa lalu
kota ini terlalu tua untuk mengerti
apa itu hedonisme dan mal-mal yang berdiri megah
tapi dia masih menunggu untuk menceritakan tentang
bagaimana bertahan hidup
dan bagaimana melawan
hingga nafasnya redup
tak ada yang datang
tak satupun mau menoleh ke belakang
hingga dingin malam menusuk jantungnya
semua tetap sama
dia terlalu tua
dan kesepian
kutenggak bir dingin terakhirku
dan beranjak dari tugu muda
:selamat malam semarang yang malang
2009
apa yang kita inginkan
tapi dia punya nafas yang lebih panjang daripada kita
dia masih punya banyak waktu untuk menceritakan kepada kita
tentang darah, air mata,
harga diri dan ketertindasan
dan aku menatap mereka berjalan lalulalang
tanpa mau belajar tentang kebodohan mereka
di masa lalu
kota ini terlalu tua untuk mengerti
apa itu hedonisme dan mal-mal yang berdiri megah
tapi dia masih menunggu untuk menceritakan tentang
bagaimana bertahan hidup
dan bagaimana melawan
hingga nafasnya redup
tak ada yang datang
tak satupun mau menoleh ke belakang
hingga dingin malam menusuk jantungnya
semua tetap sama
dia terlalu tua
dan kesepian
kutenggak bir dingin terakhirku
dan beranjak dari tugu muda
:selamat malam semarang yang malang
2009
TIRTONADI DALAM PENANTIAN
terendap rindu bergejolak
di bawah bintang kurelakan tubuhku didekap dingin malam
aku menunggunya
di temani angin yang berhembus
menciptakan rtimik-ritmik alam dari gesekan daun-daun
waria menawarkan surga di pinggiran jalan tirtonadi
wajahnya beku terbalut keterasingan
aku hanya menatapnya berlalu dingin di depanku
sedingin malam ini
yang begitu kejam menghujam kedalam tulangku
aku mengutuki waktu yang lambat merangkak
aku menyumpahserapahi kerinduan yang akan menghabisiku
cepat lambat
tirtonadi menjebakku dalam ruang hampa penungguan yang resah
sungguh ku merindukannya
Tirtonadi,20.04
di bawah bintang kurelakan tubuhku didekap dingin malam
aku menunggunya
di temani angin yang berhembus
menciptakan rtimik-ritmik alam dari gesekan daun-daun
waria menawarkan surga di pinggiran jalan tirtonadi
wajahnya beku terbalut keterasingan
aku hanya menatapnya berlalu dingin di depanku
sedingin malam ini
yang begitu kejam menghujam kedalam tulangku
aku mengutuki waktu yang lambat merangkak
aku menyumpahserapahi kerinduan yang akan menghabisiku
cepat lambat
tirtonadi menjebakku dalam ruang hampa penungguan yang resah
sungguh ku merindukannya
Tirtonadi,20.04
SEPANJANG SLAMET RIYADI (02.00 LEBIH)
yang tertinggal hanyalah
nafas-nafas sesak dari
jiwa-jiwa yang rindu akan
pengampunan
agustus 2009
nafas-nafas sesak dari
jiwa-jiwa yang rindu akan
pengampunan
agustus 2009
Langganan:
Postingan (Atom)